Thursday, October 13, 2011

Mitos Salah Tentang Hipertensi

Penyakit hipertensi sering disebut sebagai the silent disease. Umumnya penderita tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi sebelum memeriksakan tekanan darahnya.


Definisi Tekanan Darah
Tekanan darah adalah tekanan di dalam pembuluh arteri ketika darah dipompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh.

Tekanan darah dapat dilihat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya ditunjukkan dengan angka seperti berikut : 120 /80 mmHg. Angka 120 menunjukkan tekanan pada pembuluh arteri ketika jantung berkontraksi. Disebut dengan tekanan sistolik. Angka 80 menunjukkan tekanan ketika jantung sedang berelaksasi. Disebut dengan tekanan diastolik.
jantung Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)
Apakah Hipertensi Itu?
Tekanan Darah Tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal.

Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Dikatakan tekanan darah tinggi jika pada saat duduk tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, atau tekanan diastolik mencapai 90 mmHg atau lebih, atau keduanya. Dikatakan hipertensi jika didapatkan ukuran yang tinggi (misalnya 160/90 mmHg) sebanyak dua kali dalam tiga kali pengukuran, selama paling sedikit dua bulan.

Penyebab Hipertensi
Hipertensi dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis yaitu hipertensi primer atau esensial (95 % kasus hipertensi) yang penyebabnya tidak diketahui dan hipertensi sekunder (5 % kasus hipertensi) yang dapat disebabkan oleh penyakit ginjal, penyakit endokrin, penyakit jantung, gangguan anak ginjal, dll.
jantung2 Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)
Faktor-faktor yang mempertinggi resiko terjadinya hipertensi antara lain:
  1. Keturunan
  2. Usia
  3. Berat Badan
  4. Konsumsi Garam
  5. Ras
  6. Pola makan dan gaya hidup
  7. Aktivitas olahraga
Gejala
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala; meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak).
Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal.
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:
  • sakit kepala
  • kelelahan
  • mual
  • muntah
  • sesak nafas
  • gelisah
  • pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal.
Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak.
Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif, yang memerlukan penanganan segera.

Dampak Jangka Panjang Hipertensi
Tekanan darah tinggi (hipertensi) menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal.Tanpa melihat usia atau jenis kelamin ,semua orang bisa terkena penyakit jantung dan biasanya tanpa ada gejala-gejala sebelumnya.
Secara ringkas, target kerusakan akibat Hipertensi antara lain:
  • Otak : menyebabkan stroke
  • Mata : menyebabkan retinopati hipertensi dan dapat menimbulkan kebutaan
  • Jantung : menyebabkan penyakit jantung koroner (termasuk infark miokardial), gagal jantung dan gejala angina.
  • Ginjal : menyebabkan penyakit ginjal kronik, gagal ginjal terminal
Klasifikasi Tekanan Darah Pada Orang Dewasa
Kategori Tekanan darah sistolik Tekanan darah diastolik
normal dibawah 130 mmHg dibawah 85 mmHg
normal tinggi 130-139 mmHg 85-89 mmHg
stadium 1 (hipertensi ringan) 140-159 mmHg 90-99 mmHg
stadium 2 (hipertensi sedang) 160-179 mmHg 100-109 mmHg
stadium 3 (hipertensi berat) 180-209 mmHg 110-119 mmHg
stadium 4 (hipertensi maligna) 210 mmHg atau lebih 120 mmHg atau lebih

Hipertensi maligna adalah hipertensi yang sangat parah,yang apabila tidak diobati akan menimbulkan kematian dalam 3-6 bulan,Hipertensi ini jarang terjadi, hanya 1 dari 200 orang yang menderita hipertensi.

Pengobatan Hipertensi
Ada begitu banyak jenis obat-obatan untuk mengontrol tekanan darah tinggi. Jika anda memerlukannya, dokter anda akan menyarankan penggunaannya sesuai kondisi anda, dimulai dengan dosis rendah dan dipantau hasilnya. Jika dianggap perlu akan ditambah dosisnya secara bertahap, sehingga tekanan darah anda dapat terkontrol. Jika dianggap perlu dokter akan menyarankan penggunaan lebih dari satu macam obat untuk mengurangi efek sampingan obat yang digunakan.

Yang perlu diperhatikan adalah sekali anda memulai menggunakan obat, kemungkinan besar anda akan terus menggunakannya selama hidup anda. Obat tekanan darah tinggi tidak menghilangkan penyakit tetapi mengontrolnya. Obat-obat itu tidak bertahan tinggal di dalam tubuh kita, lebih lama masa penggunaannya lebih baik obat itu bekerja. Anda harus selalu membawa obat dan cara penggunaannya bersama anda.
Pengobatan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi 2 jenis yaitu :
  1. Pengobatan non obat (non farmakologis)
  2. Pengobatan dengan obat-obatan (farmakologis)
Pengobatan non obat (non farmakologis)
Dahulu orang kurang antusias melakukan penyelidikan pengobatan non farmakologis pada hipertensi esensial, karena cara ini kurang efektif dan sangat sulit dilaksanakan. Akan tetapi mengingat bahwa hipertensi ringan mencakup sebagian besar kasus dan adanya efek samping akibat pengobatan yang dilakukan dalam jangka panjang, mendorong para ahli untuk menyelidiki kelebihan pengobatan non farmakologis. Pengobatan non farmakologis kadang-kadang dapat mengontrol tekanan darah sehingga pengobatan farmakologis menjadi tidak diperlukan atau sekurang-kurangnya ditunda. Sedangkan pada keadaan dimana obat anti hipertensi diperlukan, pengobatan non farmakologis dapat dipakai sebagai pelengkap untuk mendapatkan efek pengobatan yang lebih baik.

Pengobatan non farmakologis diantaranya adalah :
  1. Mengatasi obesitas / menurunkan kelebihan berat badan
  2. Mengurangi asupan garam ke dalam tubuh.
    Nasehat pengurangan garam, harus memperhatikan kebiasaan makan penderita. Garam menyebabkan menunpuknya cairan dalam tubuh, sehingga meningkatkan volume dan tekanan darah. Menurut WHO Expert Committee on Preevention of Cardiovascular Disease sebaiknya konsumsi garam tidak lebih dari 6 gr per hari.
  3. Ciptakan keadaan rileks.
    Berbagai cara relaksasi seperti meditasi, yoga atau hipnosis dapat mengontrol sistem saraf yang akhirnya dapat menurunkan tekanan darah.
  4. Melakukan olah raga seperti senam aerobik atau jalan cepat selama 30-45 menit sebanyak 3-4 kali seminggu.
  5. Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alkohol
  6. Ukurlah tekanan darah secara teratur
  7. Konsultasikan dengan dokter secara teratur
Pengobatan dengan obat-obatan (farmakologis)
Pengobatan hipertensi dilandasi oleh beberapa prinsip sebagai berikut :
  1. Pengobatan hipertensi sekunder lebih mendahulukan pengobatan penyebab hipertensi
  2. Pengobatan hipertensi esensial ditujukan untuk menurunkan tekanan darah dengan harapan memperpanjang umur dan mengurangi timbulnya komplikasi
  3. Upaya menurunkan tekanan darah dicapai dengan menggunakan obat anti hipertensi
  4. Pengobatan hipertensi adalah pengobatan jangka panjang, bahkan kemungkinan seumur hidup
  5. Jenis-jenis obat anti hipertensi
    1. Diuretik. Obat-obatan jenis diuretik bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh (lewat kencing) sehingga volume cairan ditubuh berkurang yang mengakibatkan daya pompa jantung menjadi lebih ringan. Contoh obat-obatan yang termasuk golongan diuretik adalah Hidroklorotiazid.
    2. Penghambat Simpatetik. Golongan obat ini bekerja dengan menghambat aktivitas saraf simpatis (saraf yang bekerja pada saat kita beraktivitas). Contoh obat yang termasuk dalam golongan penghambat simpatetik adalah : Metildopa, Klonidin dan Reserpin.
    3. Betabloker. Mekanisme kerja anti-hipertensi obat ini adalah melalui penurunan daya pompa jantung. Jenis betabloker tidak dianjurkan pada penderita yang telah diketahui mengidap gangguan pernapasan seperti asma bronkial. Contoh obat-obatan yang termasuk dalam golongan betabloker adalah : Metoprolol, Propranolol dan Atenolol.
    4. Vasodilator. Obat golongan ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi otot polos (otot pembuluh darah). Yang termasuk dalam golongan ini adalah : Prasosin, Hidralasin.
    5. Penghambat Enzim Konversi Angiotensin. Cara kerja obat golongan ini adalah menghambat pembentukan zat Angiotensin II (zat yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah). Contoh obat yang termasuk golongan ini adalah Captopril.
    6. Antagonis kalsium. Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan cara menghambat kontraksi jantung (kontraktilitas). Yang termasuk golongan obat ini adalah : Nifedipin, Diltiasem dan Verapamil.
    7. Penghambat Reseptor Angiotensin II. Cara kerja obat ini adalah dengan menghalangi penempelan zat Angiotensin II pada reseptornya yang mengakibatkan ringannya daya pompa jantung. Obat-obatan yang termasuk dalam golongan ini adalah Valsartan (Diovan).
Pencegahan
Cara yang paling baik dalam menghindari tekanan darah tinggi adalah dengan mengubah ke arah gaya hidup sehat seperti aktif berolahraga, mengatur diet atau pola makan seperti rendah garam, rendah kolesterol dan lemak jenuh, meningkatkan konsumsi buah dan sayuran, tidak mengkonsumsi alkohol dan rokok.

Namun apabila anda telah didiagnosa terkena Hypertensi, langkah awal terpenting adalah agar menurunkan tekanan darah anda dengan mengikuti gaya hidup sehat seperti di atas dan mengkonsumsi obat sesuai dengan petunjuk dokter.Selain itu dianjurkan juga untuk melakukan pemeriksaan laboratorium dengan panel evaluasi awal hipertensi atau panel hidup sehat dengan hipertensi
Tujuan pemeriksaan laboratorium pada pasien hipertensi :
  • Untuk mencari kemungkinan penyebab Hipertensi sekunder
  • Untuk menilai apakah ada penyulit dan kerusakan organ target
  • Untuk memperkirakan prognosis
  • Untuk menentukan adanya faktor-faktor lain yang mempertinggi risiko penyakit jantung koroner dan stroke
Pemeriksaan laboratorium untuk hipertensi ada 2 macam yaitu :
  • Panel Evaluasi Awal Hipertensi : Pemeriksaan ini dilakukan segera setelah didiagnosis Hipertensi, dan sebelum memulai pengobatan
  • Panel Hidup Sehat dengan Hipertensi : Untuk memantau keberhasilan terapi

No comments:

Post a Comment