Thursday, October 20, 2011

ATASI VERTIGO DENGAN OLAHRAGA ADAPTIF



Secara awam banyak orang mengenal istilah vertigo dengan terjadinya perasaan sakit dikepala seperti  berputar-putar, bergoyang benarkah demikian ?   Vertigo merupakan proses illusi bergerak atau ada yang menyebutnya dengan halusinasi gerakan seperti merasakan dan melihat keadaan lingkungannya bergerak dan berputar. Kemungkinan semua orang pernah merasakan apa itu vertigo apalagi pada anak-anak yang suka bermain putar-putaran kemudian berhenti dan diam mendadak maka ia akan merasakan keadaan sekelilingnya berputar padahal dirinya diam.


           Sebenarnya penyakit vertigo disebabkan oleh adanya gangguan pada  vestibular system  yang  merupakan gangguan keseimbangan , disebut dengan gangguan orientasi diruangan. Banyak organ tubuh kita yang ikut berperan aktif dalam mengatur proses keseimbangan tubuh seperti integrasinya berbagai sistem visual, sistem vestibular, dan sistem somatosensorik atau proprioseptif.  Penyakit vertigo ini seringkali disertai dengan adanya banyak keluhan lanjutan seperti terjadinya gangguan pada sistem otonom tubuh misalnya rasa mual dan pingin muntah, percepatan gerakan peristaltik usus , kelihatan pucat, keluar keringat dingin, serta perubahan laju denyut nadi dan perubahan tekanan darah.
            Terjadinya vertigo bisa disebabkan oleh sentral atau pusat batang otak, serebelum atau otak yang disebut vertigo sentral   sedangkan vertigo yang disebabkan oleh sistema perifer atau sistema persyarafan vestibular yang ada ditelinga bagian dalam disebut vertigo perifer.
            Pada vertigo sentral sering terjadi kesulitan melakukan gerakan tangan secara berulang seperti gerakan pergelangan tangan membuka keatas atau supinasi  dan pergelangan tangan menutup kebawah atau pronasi, hal ini bisa terjadi karena sistem koordinasi tubuh terganggu. Sedangkan pada vertigo perifer sering dikaitkan dengan lamanya gangguan atau proses kesakitan itu berlangsung, seperti pada vertigo yang hanya berlangsung hanya beberapa detik saja dan biasanya terjadi karena perubahan posisi kepala secara tiba-tiba atau karena terguling dengan cepat  atau karena sebab lain disebut vertigo positional benigna.  Ada episode vertigo yang berlangsung cukup lama antara beberapa menit sampai beberapa jam, orang menyebutnya dengan istilah ”pusing tujuh keliling” , penyebabnya adalah  sistema keseimbangan seperti keadaan pendengaran yang menurun , adanya tinitus , dan adanya vertigo berulang yang disebut dengan vestibulopati berulang atau Meniere. Sedangkan vertigo yang bisa berlangsung sampai beberapa hari sampai beberapa minggu karena infeksi virus pada syaraf vestibular disebut neuronitis vestibular.
           Dari berbagai macam penyakit vertigo diatas ada beberapa proses terapi yang bisa dilakukan dengan pemberian obat-obatan kimia ataupun herbal tetapi akan lebih efektif dengan terapi latihan atau terapi fisik (exercise therapeutic)  yaitu terapi latihan olahraga adaptif. Terapi ini disesuaikan dengan kemampuan kapasitas fungsional tubuh penderita. Susunan syaraf  pusat mempunyai kapasitas tertentu untuk mengkompensasikan adanya gangguan keseimbangan dan mengadaptasikan dengan sinyal-sinyal visual (penglihatan), sinyal vestibular dan sinyal somatosensorik.  Kemampuan adaptasi susunan syaraf  pusat ini dapat dilatihkan dengan latihan gerak atau latihan fisik dengan tingkat lamanya terapi latihan ditentukan oleh kemampuan adaptasi susunan syaraf pusat.
 
Bentuk Terapi Latihan Olahraga Adaptif untuk Gangguan Vertigo
              Terapi latihan olahraga adaptif ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kapasitas fungsional tubuh yang mengalami gangguan terutama pada  sistem keseimbangan, tingkat  visual  dan perasaan.  Latihan fisik yang dilakukan terutama pada bagian kepala sebagai pencetus vertigo, latihan bola mata, latihan pada tangan, lengan, tungkai dan kaki serta melatih keseimbangan gerak tubuh. 
Latihan bagian pertama pada daerah kepala, yaitu :
1. Gerakkan kepala kekanan dan kekiri secara perlahan, menengok kanan      dan kiri, menarik kepala kedepan, mendorong kepala kebelakang dan menekan kepala kesamping kanan dan samping kiri.   
2. Posisi kepala diam,  bola mata melihat kearah vertikal (atas dan bawah) dan kearah horizontal (kanan dan kiri) secara perlahan,  
3. Posisi kepala diam dan  mata melihat suatu benda yang bergerak kekanan dan kekiri  atau gerak benda keatas dan kebawah secara perlahan,   
4. Melihat dengan kebalikan atau benda yang dilihat dalam keadaan diam sedangkan kepala bergerak kekanan atau kekiri dan keatas atau kebawah juga bisa kesegala posisi, 
5. Memandang ujung tangan yang bergerak kedepan dan kesamping,   
6. Pandangan mata menjauhi dari perasaan telinga yang berdengung atau telinga yang kemampuannya berkurang atau fungsinya menurun,  
7. Membuka mata dan menutup mata dalam posisi duduk, tiduran, berdiri sampai dalam keadaan jongkok.
Latihan bagian kedua pada daerah tangan dan lengan, yaitu :
1.Latihan menunjuk hidung sendiri dengan telunjuk,  
2.Latihan menunjuk hidung orang lain,  
3.Memegang jari orang lain kemudian menunjuk hidung sendiri kemudian menunjuk hidung orang lain,  
4.Memegang ujung daun telingan dengan tangan sejajar maupun tangan disilang bawah kepala maupun silang atas kepala.
Pada bagian ini latihan pertama dengan keadaan mata terbuka kemudian dilanjutkan dengan keadaan mata tertutup. 
Latihan bagian ketiga pada daerah kaki, tungkai dan koordinasi, yaitu:
1. Dari posisi duduk kemudian berdiri dengan mata tertutup dilanjutkan dengan mata terbuka,  
2. Berjalan perlahan dikamar atau ruangan dengan mata tertutup,  
3. Berjalan “tandem” atau posisi tumit dan ujung kaki saling bersentuhan ,  
4. Jalan ditempat ditempat yang dilingkari dan jangan sampai keluar lingkaran,  
5. Bergeser kekanan atau kekiri, kedepan atau kebelakang dalam keadaan mata tertutup.
Latihan keempat pada gerakan lanjutan berupa koordinasi, yaitu :
1. Duduk dibibir tempat tidur dengan pandangan mata kearah satu titik fokus kemudian merebahkan badan kekanan dan kekiri secara perlahan, 
2. Lakukan rebahan kekanan dan kekiri dengan melihat fokus atas/tengadah atau melihat eternit,  
3. Dalam posisi duduk dengan gerakan kepala melihat keatas /tengadah dan kebawah secara perlahan,  
4. Latihan kombinasi dengan melihat keatas sambil rebahan kebelakang atau tidur telentang kemudian bangun dan melihat kebawah dengan posisi membungkuk.
         Terapi latihan olahraga adaptif ini dilakukan sesuai dengan tingkat gangguan vertigo yang terjadi, sangat efektif  bila dilakukan secara rutin dan terprogram. Dalam satu hari bisa dilakukan satu sampai dua kali latihan dengan intensitas gerakan perlahan sampai sedang dan ritme 10 hitungan  dengan pengulangan /repetisi 2 sampai 3 kali.   Latihan ini sebaiknya dengan bimbingan exercise therapist /sports therapist dan konsultasikan dengan dokter.

No comments:

Post a Comment