Friday, October 14, 2011

Gula dan Lemak Darah

Mengapa Memeriksa Gula dan Lemak Darah?
Tes darah, termasuk tes gula darah, biasanya tidak mengukur kadar lemak darah. Orang yang memakai obat antiretroviral disarankan untuk memeriksakan kadar gula dan lemak dalam darahnya lebih sering karena obat tersebut, terutama golongan protease inhibitor (PI), dapat mengakibatkan peningkatan yang sangat tinggi.

Gula Darah
Glukosa adalah gula. Glukosa diuraikan dalam sel untuk menghasilkan tenaga. Gula darah meningkat setelah kita makan atau minum sesuatu yang bukan air putih biasa. Kadar glukosa yang tinggi, yang disebut hiperglisemia, merupakan tanda penyakit diabetes melitus. Gula darah yang tinggi lambat laun dapat merusak mata, saraf, ginjal atau jantung. Kadar yang tinggi ini dapat disebabkan oleh efek samping PI.
Gula darah yang rendah, yang disebut hipoglisemia, dapat menyebabkan kelelahan. Untuk Odha, hal ini hanya salah satu penyebab kelelahan.

Pada orang sehat, gula darah dikendalikan oleh insulin. Insulin adalah hormon yang dibuat oleh pankreas. Insulin membantu glukosa dari darah masuk ke sel untuk menghasilkan tenaga.

Gula darah yang tinggi dapat berarti bahwa pankreas kita tidak membuat cukup insulin. Atau, jumlah insulinnya cukup namun tubuhnya tidak bereaksi secara normal. Ini disebut ‘resistansi insulin’. Apa pun alasannya, sel-sel tidak memperoleh glukosa secukupnya untuk dijadikan tenaga, dan glukosa menumpuk dalam darah.

Beberapa orang yang memakai PI mengalami resistansi insulin dan kadar gula darahnya dapat meningkat tajam. Keadaan ini kadang kala diobati dengan obat yang biasa dipakai untuk diabetes. Belum ada tes darah yang sederhana untuk resistansi insulin.

Ada tiga cara untuk mengukur kadar gula darah:
  1. Tes gula darah sewaktu. Tes ini mengukur glukosa dalam darah yang diambil kapan saja, tanpa memperhatikan waktu makan.
  2. Tes gula darah puasa. Tes ini menggunakan contoh darah yang diambil saat kita tidak makan atau minum apa pun (kecuali air putih) selama sedikitnya delapan jam.
  3. Tes toleransi glukosa. Tes ini dimulai dengan tes gula darah puasa, kemudian kita diberikan minuman yang manis yang mengandung gula dengan ukuran tertentu. Kadar gula darah lalu diukur dengan menggunakan beberapa contoh darah yang diambil pada jangka waktu yang tertentu. Di Indonesia, yang lebih sering dilakukan adalah tes gula darah setelah makan. Juga dimulai dengan tes gula darah puasa, kemudian kita diminta untuk makan seperti biasa, dan darah kita akan diperiksa lagi dua jam kemudian.
Jika gula darah kita terlalu tinggi, kita mungkin diabetes. Terapi untuk diabetes meliputi mengurangi berat badan, mengatur pola makanan, dan olahraga. Bisa juga termasuk obat atau suntikan insulin.

Lemak Darah
Lemak adalah salah satu sumber tenaga. Lemak mengangkut beberapa vitamin ke seluruh tubuh. Lemak dipakai untuk membuat hormon dan dinding sel, melindungi organ tubuh dan melumasi beberapa bagian tubuh yang bergerak. Namun terlalu banyak lemak dalam darah dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan pankreatitis.

Sebagian besar lemak di tubuh kita berbentuk sebagai trigliserida. Kolesterol adalah bentuk lemak yang lain. Agar dapat diangkut 
oleh darah, lemak dibungkus oleh molekul protein. Kumpulan lemak yang terbungkus protein ini disebut lipoprotein.

Ukuran lipoprotein berbeda-beda. Yang lebih kecil disebut lipoprotein dengan daya larut rendah (low density lipoprotein/LDL) atau lipoprotein dengan daya larut sangat rendah (very low density lipoprotein/VLDL). Molekul ini mengangkut lemak dari hati ke bagian tubuh lain. 

Terlalu banyak LDL atau VLDL dapat menyebabkan lemak menumpuk di dinding pembuluh nadi. Penyempitan ini dapat menyebabkan pengiriman 
oksigen ke otot jantung berkurang, dengan akibat serangan jantung.

Lipoprotein yang lebih besar disebut lipoprotein dengan daya larut tinggi (high density lipoprotein/HDL). HDL dianggap sebagai lipoprotein yang ‘baik’ karena mengeluarkan lemak dari pembuluh darah dan mengembalikannya ke hati untuk diproses lagi. Kadar HDL yang tinggi melindungi kita dari penyakit jantung.

Mengukur Trigliserida
Kadar trigliserida dalam darah meningkat cepat setelah kita makan. Kita harus puasa makan sedikitnya delapan jam sebelum contoh darah kita diambil untuk tes tersebut. Banyak orang dengan HIV mempunyai kadar trigliserida yang sangat tinggi, terutama yang memakai PI. Kadar trigliserida di bawah 1,7 dianggap normal. Kadar di atas 11 dapat menyebabkan pankreatitis.

Mengukur Kolesterol
Kolesterol total mencakup LDL yang ‘jahat’ dan HDL yang ‘baik’. Kolesterol total tidak begitu cepat berubah setelah kita makan, jadi darah untuk tes ini dapat diambil kapan saja. Kadar kolesterol total di bawah 5,2 dianggap baik, dan di atas 6,2 dianggap buruk.

HDL adalah kolesterol baik. Kolesterol ini dapat diukur pada contoh darah yang diambil tanpa puasa. Semakin tinggi kadar HDL semakin baik. Jika kadarnya di atas 1,0 dianggap baik.

LDL adalah kolesterol jahat. Kadar LDL dihitung memakai rumusan yang mencakup kadar trigliserida. Contoh darah yang diambil setelah puasa dipakai untuk mengukur kadar trigliserida atau untuk menghitung kolesterol LDL. Kadar LDL di bawah 2,6 dianggap baik, sedangkan bila di atas 4,1 menunjukkan risiko penyakit jantung yang tinggi. Analisis terhadap hasil uji coba klinis yang baru dilakukan menemukan bahwa, unrtuk pasien berisiko tinggi penyakit jantung, LDL sebaiknya diterunkan di bawah 1,8.
Banyak pasien HIV ditemukan dengan kadar kolesterol yang tinggi, terutama bila ada riwayat kolesterol tinggi di keluarganya. Jika kadar kolesterol kita tinggi, sebaiknya kita bicarakan dengan dokter.

No comments:

Post a Comment