Monday, October 17, 2011

Mencegah Tersumbat dan Pecahnya Pembuluh Darah

Tekanan darah tinggi/hipertensi bisa menyebabkan pembuluh darah pecah karena tidak kuat menahan tekanan darah yang sangat tinggi. Jika sudah begitu, pihak medis juga tak bisa berbuat-apa-apa. Ada satu tulisan di Forum Sains di mana seorang dokter harus kehilangan istrinya yang pecah pembuluh darahnya meski sudah dirawat di Rumah Sakit di Penang.

Sebetulnya upaya pencegahan pecahnya pembuluh darah bisa dilakukan dengan bekam/hijamah. Ibaratnya ban sepeda jika tekanan udaranya terlalu kencang, maka bisa meledak. Untuk menurunkan tekanan udara, mudah. Cukup mengeluarkan sejumlah angin, sehingga tekanannya normal kembali.

Nah tekanan darah juga begitu. Jika sebagian darah dikeluarkan dari tubuh kita lewat bekam, maka tekanan darahnya kembali normal.  Apalagi bekam bukan cuma mengurangi volume darah (meski cuma 1/4 kantung donor darah), namun juga mengeluarkan darah kotor (berisi kolesterol, asam urat, gula darah, dsb) yang berpotensi menggumpal dan menyebabkan penyumbatan pembuluh darah. Akibat pembuluh darah tersumbat, bukan cuma menyebabkan tekanan darah tinggi, tapi juga stroke.

Jika anda menderita hipertensi, saya sarankan untuk rutin bekam sebulan sekali agar tidak mengalami penyumbatan atau pun pembuluh darah pecah.

Menghindari Stroke
Stroke ada dua macam. Jenis yang pertama disebut ischemic stroke, merupakan jenis stroke yang lebih banyak terjadi. Ischemic stroke terjadi jika aliran darah ke otak terhambat atau tersumbat. Aterosklerosis, yaitu keadaan di mana terjadi pengkakuan dan penyempitan pembuluh darah karena bertumpuknya zat-zat lemak di dinding pembuluh darah, merupakan salah satu penyebab utama ischemic stroke. Penyempitan pembuluh darah menuju sel-sel otak menyebabkan aliran darah dan pasokan nutrisi ke otak akan berkurang. Selain itu, endapan zat-zat lemak tersebut dapat terlepas dalam bentuk gumpalan-gumpalan kecil yang suatu saat dapat menyumbat aliran darah ke otak, sehingga sel-sel otak kekurangan oksigen dan nutrisi.

Jenis yang kedua disebut haemorrhagic stroke, yaitu stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah di otak, sehingga terjadi perdarahan di otak. Haemorrhagic stroke umumnya terjadi karena tekanan darah yang terlalu tinggi. Hampir 70 persen kasus haemorrhagic stroke terjadi pada penderita hipertensi (tekanan darah tinggi). Hipertensi menyebabkan tekanan yang lebih besar pada dinding pembuluh darah, sehingga dinding pembuluh darah menjadi lemah dan pembuluh darah rentan pecah. Namun demikian, hemorrhagic stroke juga dapat terjadi pada bukan penderita hipertensi. Pada kasus seperti ini biasanya pembuluh darah pecah karena lonjakan tekanan darah yang terjadi secara tiba-tiba karena suatu sebab tertentu, misalnya karena makanan atau faktor emosional.

Pecahnya pembuluh darah di suatu tempat di otak dapat menyebabkan sel-sel otak yang seharusnya mendapat pasokan oksigen dan nutrisi yang dibawa melalui pembuluh darah tersebut menjadi kekurangan nutrisi dan akhirnya mati. Darah yang tersembur dari pembuluh darah yang pecah tersebut juga dapat merusak sel-sel otak yang berada di sekitarnya. Walaupun terjadi lebih jarang dari ischemic stroke, hanya 20 persen dari kasus stroke yang terjadi, namun haemorrhagic stroke lebih serius tingkat bahayanya dibandingkan ischemic stroke.

“sepasang suani istri pergi jalan2 keluar negri, dan ketika sampai di penang, sang istri mengeluhkan ga enak badan. jadi sang suami yang notabene juga seorang dokter menyarankan agar diperiksa di RS di penang. karena kondisi istrinya lemah, maka disarankan pihak RS untuk opname.
ga berapa lama kemudian (ga jelas juga hitungan hari atau jam), sang istri meninggal mendadak. waktu diperiksa menyeluruh, ditemukan banyak pembuluh darahnya yang pecah.”

1 comment: