Prostatitis  adalah suatu reaksi inflamasi pada prostat, disebabkan oleh bakteri  atau non bakteri. Untuk menentukan adanya prostatitis dapat digunakan   uji 4 tabung (Meares, 1976). Sampel untuk uji ini diambil dari urine  dan getah kelenjar prostat,
Uji  4 tabung terdiri atas :
- 10 cc pertama adalah contoh urine yang dikemihkan pertama kali, tujuannya adalah untuk menilai keadaan mukosa uretra
- urine porsi tengah tujuannya menilai keadaan mukosa kandung kemih
- getah prostate dikeluarkan melalui masase prostat/expressed prostatic secretion tujuannya menilai keadaan kelenjar prostate
- urine yang dikemihkan setelah masase prostate
Keempat contoh itu kemudian dianalisis  secara mikroskopik dan dilakukan kultur untuk mencari kuman penyebab infeksi.
Gejala-Gejala Kanker Prostat
-  Sulit berkemih.
 Bisa berupa perasaan ingin berkemih tapi tidak ada yang keluar, berhenti saat sedang berkemih, ada perasaan masih ingin berkemih atau harus sering ke toilet untuk berkemih karena keluarnya sedikit–sedikit. Gejala ini akibat membesarnya kelenjar prostat yang ada di sekitar saluran kemih karena ada tumor di dalamnya sehingga mengganggu proses berkemih.
-  Nyeri saat berkemih.
 Problem ini juga disebabkan adanya tumor prostat yang menekan saluran kemih. Namun, nyeri ini juga bisa merupakan gejala infeksi prostat yang disebut prostatitis. Bisa juga tanda hiperplasia prostat yang bukan merupakan kanker.
-  Keluar darah saat berkemih.
 Gejala ini jarang terjadi, namun jangan diabaikan. Segeralah periksa ke dokter meski darah yang dikeluarkan hanya sedikit, samar–samar atau hanya berwarna merah muda. Kadangkala infeksi saluran kemih juga bisa menyebabkan gejala ini.
-  Sulit ereksi atau menahan ereksi.
 Tumor prostat bisa saja menyebabkan aliran darah ke penis yang seharusnya meningkat saat terjadinya ereksi menjadi terhalang sehingga susah ereksi. Bisa juga menyebabkan tidak bisa ejakulasi setelah ereksi. Tapi, pembesaran prostat bisa saja menyebabkan munculnya gejala ini.
-  Sulit Buang Air Besar dan ada masalah saluran pencernaan lainnya.
 Kelenjar prostat terletak di bawah kandung kemih dan di depan rektum. Akibatnya, bila ada tumor, pencernaan akan terganggu. Namun perlu diingat, sulit BAB yang terus menerus terjadi juga bisa menyebabkan pembesaran prostat karena terjadi tekanan pada kelenjar secara terus menerus. Sulitnya BAB dan gangguan saluran pencernaan bisa juga mengindikasikan kanker usus besar.
-  Nyeri terus menerus di punggung bawah, panggul atau paha dalam bagian atas.
 Sering kali, kanker prostat menyebar di wilayah-wilayah ini, yaitu pada punggung bawah, panggul dan pinggul sehingga nyeri yang sulit dijelaskan di bagian ini bisa menjadi tanda adanya gangguan.
-  Sering berkemih di malam hari.
 Jika Anda sering terbangun di malam hari lebih dari sekali hanya untuk berkemih, periksalah segera ke dokter.
-  Urin yang menetes atau tidak cukup kuat.
 Gejala ini mirip inkontinensia urin (ngompol). Urin tidak dapat ditahan hingga perlahan keluar dan menetes. Atau kalau pun keluar aliran tidak cukup kuat.
Klasifikasi 
National Institute of Health membagi prostatitis dalam 4 klasifikasi :
- Kategori I yaitu prostatitis bakterial akut
- Kategori II yaitu prostatitis bakterial kronis
- Kategori III prostatitis non bakterial kronis atau sindrom pelvik kronis. Pada kategori ini terdapat keluhan nyeri dan perasaan tidak nyaman di daerah pelvis yang telah berlangsung paling sedikit 3 bulan. Kategori ini dibedakan dalam 2 subkategori, yaitu subkategori IIIA yaitu sindrom pelvik kronis dengan inflamasi, dan kategori IIIB adalah sindrom pelvik non inflamasi
- Kategori IV yaitu prostitis inflamasi asimtomatik
Prostatitis bakterial akut (kategori I)
Bakteri  masuk ke dalam kelenjar prostat diduga melalui beberapa cara, antara  lain: (1) ascending dari uretra, (2) refluks urine yang terinfeksi ke  dalam duktus prostatikus, (3) langsung atau secara limfogen dari organ  yang berada disekitarnya (rektum) yang mengalami infeksi, dan (4)  penyebaran secara hematogen.
Gambaran Klinis
Pasien yang menderita  prostatitis bakterial akut tampak sakit, demam, mengigil, rasa sakit di  daerah perineal, dan mengeluh adanya gangguan miksi. Pada pemeriksaan  fisis dengan colok dubur, prostat teraba membengkak, hangat, dan nyeri.  Pada keadaan ini tidak diperbolehkan melakukan masase prostat untuk  mengeluarkan getah prostat karena menimbulkan nyeri dan memacu  terjadinya bakteremia. Jika tidak ditangani dengan baik keadaan ini  dapat menjadi abses prostat atau menimbulkan urosepsis.
Kuman penyebab infeksi yang paling sering adalah E. Coli, Proteus,  Klebsiella, Pseudomonas spp, Enterobacter, dan Serratia spp.
Terapi
Dipilih antibiotik yang sensitif  terhadap kuman penyebab infeksi  dan pasien perlu dirawat di rumah  sakit  untuk pemberian obat secara parenteral. Antibiotik yang dipilih  adalah  dari golongan fluoroquinolon, cotrimoksasol, dan golongan  aminoglikosida. Untuk parenteral dapat diberikan ceftriakson atau  cefixime. Setelah  keadaan membaik dapat diberikan antibiotik oral  selama 30 hari.
Jika keadaan miksi terganggu,  maka dapat dilakukan pemasangan kateter suprapubik karena  dalam keadaan   ini pemasangan kateter transuretra menjadi sulit dan menambah nyeri.
Prostatitis bakterial kronis (kategori II)
Prostatitis bakterial kronis  terjadi karena  adanya infeksi saluran kemih yang sering kambuh. Gejala  yang sering dikeluhkan pasien adalah disuri, urgensi, frekuensi, nyeri  perineal, dan kadang - kadang nyeri pada saat ejakulasi atau  hematospermi. Pada  pemeriksaan  colok dubur  mungkin  teraba krepitasi  yang merupakan  tanda dari suatu kalkulosa prostat.
Uji  4 tabung tampak pada EPS didapatkan kuman yang lebih banyak  daripada  VB1 dan VB2, di samping itu  pada pemeriksaan mikroskopik  pada EPS  tampak oval fat bodies
Terapi
Pada prostatitis bakterial akut,  hampir semua antibiotik dapat menembus barier plasma epitelium dan  masuk ke dalam sel - sel kelenjar prostat, tetapi pada infeksi kronis   tidak  banyak jenis antibiotik  yang dapat menembus barier itu.  Antibiotik yang dapat menembus barier adalah doksisiklin, minoksilin,  karbeniksilin, cotrimoksasol, dan fluoroquinolon.
Pengobatan diberikan dalam jangka lama sampai pada hasil kultur didapatkan kuman negatif.
Prostatitis Non Bakterial
Inflamasi kelenjar prostat yang  belum diketahui penyebabnya. Sesuai dengan klasifikasi dari NIH,  kategori III dibagi menjadi 2 subkategori,  yaitu subkategori IIIA dan  IIIB. Pada kategori IIIA tidak tampak kelainan  pada pemeriksaan fisik  dan pada uji 4 tabung tidak didapatkan pertumbuhan kuman, hanya saja  pada EPS terlihat banyak leukosit dan bentukan  oval fat body. Beberapa  penulis menduga inflamasi ini disebabkan oleh infeksi dari Ureaplasma  urealitikum atau  Chlamidia trachomatis sehingga mereka memberikan  antibiotik yang sensitif  terhadap kuman itu, antara lain minosiklin,  doksisiklin, atau eritromisin selama 2 - 4 minggu.
Pada subkategori IIIB yang dulu  dikenal dengan nama prostatodinia terdapat nyeri pada pelvis  yang tidak  berhubungan dengan keluhan  miksi dan sering terjadi pada  usia 20-45  tahun. Pada uji 4 tabung tidak didapatkan adanya bakteri penyebab  infeksi maupun sel - sel penanda proses inflamasi. Diduga kelainan ini  ada hubungannya  dengan faktor stress. Pemberian obat - obat simtomatik  berupa obat penghambat  adrenergik alfa dapat mengurangi keluhan miksi.
Prostatitis Inflamasi Asimtomatik
Secara klinis pasien tidak  menunjukkan adanya keluhan maupun tanda dari suatu prostatitis. Adanya  proses inflamasi  pada prostat diketahui dari spesimen yang kemungkinan  didapat dari cairan semen pada saat analisis semen dan jaringan prostat   yang didapatkan pada biopsi maupun pada saat operasi prostat. Sebagian  besar prostatitis  yang tanpa  menunjukkan gejala seperti pada kategori  ini tidak memerlukan terapi, tetapi didapatkannya  sel - sel inflamasi   pada analisis semen seorang pria yang mandul perlu mendapatkan terapi  antibiotika.


 
No comments:
Post a Comment