Thursday, December 1, 2011

PEMBEDAHAN untuk KANKER PROSTAT

Salah astu jenis pembedahan yang biasa dilakukan adalah prostatektomi radikal. Prostatektomi radikal adalah operasi yang dilakukan untuk mengobati kanker prostat. Cara ini paling sering digunakan untuk kanker yang belum menyebar ke luar kelenjar prostat. Dalam operasi ini, ahli bedah melakukan pengangkatan seluruh kelenjar prostat disertai beberapa jaringan di sekitarnya, termasuk vesikula seminalis.

Gambar Ilustrasi: Prostatektomi


Berikut ini jenis-jenis prostatektomi radikal.

1. Prostatektomi Radikal Retropubik
Pendekatan pengobatan yang paling umum dengan cara dibuat sayatan di bagian bawah perut. Dokter akan mengangkat sedikit kelenjar getah bening dekat prostat dan diteliti di bawah mikroskop. Jika kanker telah menyebar ke getah bening, maka dokter mungkin menghentikan operasi.

Perlu diketahui bahwa saraf pengendali ereksi sangat dekat dengan prostat. Sebisa mungkin dokter akan menghindari pengangkatan saraf ini untuk menghindari risiko impotensi setelah operasi (disebut prosedur nerve-sparing). Namun, jika kanker telah menyebar, dokter harus mengangkatnya. Bahkan jika saraf terhindar, diperlukan setidaknya waktu beberapa bulan setelah operasi untuk dapat ereksi.

2. Pendekatan Radikal Perineal

Dalam pendekatan perineal, ahli bedah membuat irisan pada kulit antara anus dan skrotum. Karena operasi ini seringkali lebih pendek, mungkin akan digunakan untuk laki-laki yang tidak memerlukan prosedur nerve-sparing dan yang tidak perlu melakukan pengangkatan kelenjar getah bening. Mungkin juga digunakan jika Anda memiliki masalah medis lainnya yang membuat operasi retropubik sulit untuk dilakukan.

Operasi retropubik atau pun perineal dapat berlangsung dari 1,5 hingga 4 jam. Selanjutnya, pasien perlu tinggal di rumah sakit sekitar 3 hari. Rata-rata waktu pemulihan yang dibutuhkan sekitar 3—5 minggu.

3. Laparoskopi Radikal Prostatektomi (LRP)

Apabila kedua pendekatan di atas, retropubik atau pun perineal seorang dokter perlu membuat sayatan panjang untuk mengangkat prostat (open approach), maka pada metode LRP merupakan sebuah metode baru yang melibatkan pembuatan beberapa sayatan kecil dan penggunaan instrumen khusus yang panjang untuk menghapus prostat.

Keunggulan metode LRP adalah rasa sakit berkurang, pasien tidak terlalu banyak kehilangan darah, periode rawat inap yang lebih singkat, serta waktu pemulihan lebih cepat. Prosedur nerve-sparing juga dimungkinkan dengan LRP.

4. Robotic Assisted Laparoskopi Radikal Prostatektomi (Robotic Assisted LRP) Robotic Assisted LRP adalah pendekatan baru yang lebih canggih adalah penggunaan robot untuk melakukan operasi LRP. Yang dibutuhkan disini adalah keterampilan dan pengalaman dokter bedah Anda.

5. Reseksi Transurethral Prostat (TURP) Merupakan prosedur yang dilakukan untuk mengurangi gejala, seperti sulitnya mengalirkan urine pada pria yang tidak dapat menjalani operasi di atas. Hal ini tidak dilakukan untuk menyembuhkan penyakit atau mengangkat kankernya. Operasi ini lebih sering digunakan untuk meredakan gejala PIN. Operasi TURP memakan waktu sekitar satu jam. Anda biasanya dapat meninggalkan rumah sakit setelah 1—2 hari dan dapat bekerja kembali dalam waktu 1—2 minggu.

RESIKO & EFEK SAMPING PROSTATEKTOMI RADIKAL

Semua jenis operasi untuk kanker prostat memiliki resiko dan efek samping.

Pembedahan sendiri mengandung resiko yang dapat mencakup: permasalahan seputar obat anestesi, resiko kecil terjadinya serangan jantung, stroke, pembekuan darah di kaki, infeksi, dan pendarahan. Resiko ini tergantung pada berbagai faktor mulai dari kesehatan Anda secara keseluruhan, usia Anda, dan keahlian dari dokter yang merawat Anda.

Efek samping utama dari prostatektomi radikal adalah: inkontinensia dan impotensi.

Inkontinensia: Inkontinensia berarti Anda tidak dapat mengendalikan jalannya air seni Anda (kebocoran urine). Ada 3 jenis inkontinensia, yaitu:

- Stress Inkontinensia: jenis ini paling umum terjadi setelah operasi prostat. Di sini pria mengalami kebocoran urine saat mereka batuk, tertawa, bersin, atau olahraga.

- Overflow inkontinensia: bagi pria yang mengalami inkontensia overflow, mereka membutuhkan waktu lama untuk berkemih dan aliran air seni biasanya lemah

- Urge inkontinensia: pria dengan keluhan ini biasanya memiliki kebutuhan mendadak untuk pergi ke kamar mandi dan buang air kecil.

Dalam kasus yang jarang terjadi, laki-laki kehilangan semua kemampuan untuk mengendalikan air seni mereka. Ini disebut inkontinensia kontinu.

Biasanya masalah inkontinensia akan berlalu dan seseorang mulai dapat mengontrol air seninya secara normal alam waktu beberapa minggu atau bulan setelah operasi. Dokter tidak bisa memprediksi berapa lama hal ini dapat terjadi karena pemulihan fisik masing-masing orang berbeda. Pemulihan bisa dipercepat, misalnya dengan latihan kegel untuk memperkuat kandung kemih Anda.

Impotensi: Impotensi berarti bahwa seorang pria tidak bisa mendapatkan ereksi yang cukup kuat untuk dapat melakukan hubungan seks. Syaraf yang memungkinkan seseorang mendapatkan ereksi mungkin rusak selama operasi, radioterapi, atau perawatan lain. Selama 3 hingga 12 bulan pertama setelah operasi, Anda mungkin tidak akan bisa mendapatkan ereksi tanpa menggunakan obat atau perawatan lainnya. Kemudian, beberapa orang akan mampu mendapatkan ereksi dan beberapa masih akan mengalami kesulitan. Kemampuan Anda untuk kembali bisa melakukan ereksi tergantung pada usia dan jenis operasi yang dilakukan. Semakin muda usia Anda, semakin besar kemungkinan Anda akan bisa mendapatkan ereksi. Jika Anda tetap bisa ereksi, Anda tetap bisa merasakan orgasme. Namun demikian, Anda akan merasa ‘kering’, karena tidak adanya cairan air mani yang keluar.

Jika Anda khawatir tentang masalah ereksi ini (sesudah operasi), diskusikan dengan dokter untuk mencari jalan keluarnya. Ada obat-obatan dan bahkan mungkin perangkat seperti pompa vakum dan implantasi penis bisa membantu.

Kemandulan: Sebuah prostatektomi radikal melibatkan pemotongan tabung antara testis dan urethra. Hal ini berarti bahwa seorang pria tidak bisa lagi menjadi seorang ayah secara alamiah. Bagi pria berusia lanjut, hal ini seringkali bukan masalah. Tetapi jika ini merupakan masalah bagi Anda, bicarakan hal ini dengan dokter Anda sebelum operasi.

Lymphedema: Sebuah efek samping yang jarang terjadi adalah lymphedema, yaitu pembengkakan (di daerah kaki atau di wilayah kelamin) dan rasa sakit. Lymphedema sering dapat diobati dengan terapi fisik, tapi mungkin tidak hilang sepenuhnya.

Perubahan ukuran/panjang penis: Efek samping lain yang mungkin dari operasi adalah penurunan panjang penis. Dokter belum tahu apa penyebabnya.

RADIOTERAPI untuk KANKER PROSTAT

Apabila risiko pembedahan terlalu tinggi, biasanya dilakukan radioterapi. Jenis radioterapi yang biasa dilakukan dapat berupa.

1. Radioterapi eksternal, merupakan radioterapi yang dilakukan di rumah sakit secara rawat jalan. Biasanya dilakukan sebanyak lima kali seminggu selama 6—8 minggu.

2. Pencangkokan butiran yodium, emas, atau iridium radioaktif secara langsung pada jaringan prostat. Keuntungan terapi ini adalah efek radiasi terhadap kerusakan jaringan di sekitar jaringan prostat menjadi minimal.

TERAPI HORMON untuk KANKER PROSTAT

Tujuan dari terapi hormon (disebut juga terapi penekanan androgen) adalah untuk menurunkan kadar hormon pria (androgen). Androgen, yang sebagian besar dibuat di testis, menyebabkan berkembangnya sel-sel kanker prostat. Menurunkan kadar androgen sering membuat kanker prostat mengecil atau tumbuh lebih lambat. Terapi hormon dapat mengontrol, tetapi tidak dapat menyembuhkan kankernya

Terapi hormon sering digunakan dalam pengobatan kanker prostat apabila.
1. Pria yang tidak memilih pembedahan atau pun radiasi untuk pengobatan kankernya.
2. Kasus dimana kanker telah menyebar ke organ lain atau pada kasus kanker kambuhan.
3. Pria yang memiliki risiko tinggi untuk mengalami kekambuhan biasanya bersamaan dengan radioterapi.
4. Kadang digunakan sebelum tindakan dilakukan pembedahan atau radioterapi dengan tujuan untuk mengecilkan kankernya.

Contoh obat-obatan terapi hormon untuk kanker prostat antara lain leuprolide, goserelin, dan buserelin. Obat tersebut diberikan dalam bentuk suntikan setiap 3 bulan sekali. Efek sampingnya adalah mual dan muntah, anemia, osteoporosis, dan impotensi. Obat lainnya yang digunakan sebagai terapi hormon adalah zat yang menghambat aktivitas androgen (misalnya flutamide atau nilutamide). Efek sampingnya adalah impotensi, gangguan hati, diare, dan ginekomastia (pembesaran payudara). Selain itu, ada obat yang mencegah kelenjar adrenalin untuk membuat androgen, antara lain ketoconazole dan aminoglutethimide.

KEMOTERAPI untuk KANKER PROSTAT

Tindakan kemoterapi pada pengobatan kanker prostat biasanya dilakukan apabila kanker tersebut bersifat resisten terhadap terapi pengobatan lainnya. Obat-obatan yang biasa dilakukan untuk mengobati kanker prostat diantaranya, mitoxantronx, prednison, paclitaxel, dosetaxel, estramustin, dan adriamycin.

TARGET TERAPI untuk KANKER PROSTAT

Pasien kanker prostate stadium lanjut, kini tidak perlu khawatir lagi bilamana kemoterapi ataupun radioterapi sudah tidak dapat lagi digunakan untuk melawan sel-sel kankernya. Bagaimana bila system kekebalan tubuh Anda dapat diberdayakan untuk melawan sel-sel kanker sendiri ?

Begitulah kira-kira prinsip kerja ‘Provenge’ – suatu vaksin baru untuk kanker prostate stadium lanjut yang baru saja mendapat persetujuan dari US.FDA (2010). Berdasarkan hasil riset, terjadi peningkatan harapan hidup rata-rata pasien kanker prostate yang menggunakan ‘Provenge’, sebesar 4.5 bulan bahkan hingga 3 tahun. Amat disayangkan obat ini masih sangat mahal harganya (USD 90.000 untuk full-round treatment).

No comments:

Post a Comment