Suatu hal yang wajar jika para orangtua mendambakan anaknya selalu dalam keadaan sehat. Namun, bukan sesuatu yang luar biasa pula bila suatu waktu sang anak jatuh sakit. Tidak perlu panik! Itu merupakan hal manusiawi. Semua orang bisa sakit, termasuk anak-anak.
Menurut banyak pakar medis, anak-anak (terutama anak balita) cenderung lebih mudah jatuh sakit. Pasalnya, sistem kekebalan tubuhnya belum terbentuk secara sempurna, sehingga masih belum bisa mengenali dengan baik berbagai kuman umum yang memicu timbulnya sejumlah penyakit.
Salah satu "ritual" yang mungkin saja harus dilakukan ketika anak sedang sakit adalah memberinya obat. Pada dasarnya, semua obat adalah racun. Memberikan atau memasukkan obat ke tubuh anak adalah sama dengan memasukkan racun ke dalam tubuhnya. Itu artinya, Anda tidak boleh sembarangan memberikan obat kepada anak.
Dalam konteks ini, hal pertama yang perlu diketahui adalah perlu tidaknya memberi obat kepada anak bersangkutan. Sebagaimana diketahui, terdapat sejumlah gejala penyakit umum serta ringan yang menyerang anak-anak yang sama sekali tidak memerlukan obat apa pun.
Dalam kaitannya dengan pemberian obat itu sendiri, bila memang ini diharuskan, Anda sebaiknya mengetahui beberapa hal berikut ini:
- Nama obat dan tujuan pemberian obat.
- Berapa harga obat tersebut serta berapa dosis yang sebaiknya diberikan.
- Berapa lama obat tersebut harus digunakan.
- Bagaimana prosedur pemakaian obat dimaksud (misalnya: apakah dioleskan, diminum, disuntikkan dan sebagainya; apakah obat bersangkutan harus digunakan setelah atau sebelum makan).
- Bagaimana obat tersebut harus disimpan.
- Kapan obat tersebut menjadi kadaluarsa.
- Apa efek samping dari obat tersebut.
- Apakah obat tersebut akan menimbulkan reaksi negatif bila digunakan dengan obat lain.
- Apa yang akan terjadi bila dosis obat yang digunakan tersebut tidak terpenuhi.
Selain diberi obat lewat oral (mulut), mungkin saja anak sakit harus diberi obat lewat suntikan (injeksi). Ada yang berpendapat pemberian obat lewat suntikan ini akan jauh lebih cepat hasilnya ketimbang minum obat dalam menyembuhan suatu penyakit. Maka, tidak jarang sebagian orangtua lebih senang anaknya disuntik ketimbang harus minum obat ketika sang buah hati sakit.
Padahal, menurut catatan Badan Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 70 persen suntikan sama sekali tidak dibutuhkan karena tidak sedikit penyakit yang masih bisa diatasi lewat obat yang diminum, bahkan tanpa harus menggunakan obat sama sekali. "Kerap suntikan ini diberikan karena memenuhi tuntutan dari pasien atau orangtua pasien sendiri," jelas Alan Greene, dokter anak yang juga pemilik situs kesehatan drgreene.com.
Di sisi lain, kalaupun anak yang sakit harus disuntik, tidak sedikit anak yang menjadi takut dan stres gara-gara hendak disuntik, sehingga tidak jarang orangtua dibuat sedikit repot. Agar acara menyuntik anak sakit ini menjadi lancar, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
No comments:
Post a Comment