Studi menyebutkan hampir selama setahun sekitar 5 persen remaja pria dan 8 persen remaja putri mengalami migrain. Migrain sendiri merupakan salah satu bentuk sakit kepala yang biasanya sangat nyeri dan mengganggu penderitanya. Nyeri kepala hebat sering dirasakan pada sebagian daerah kepala.
Pada beberapa penderita bisa disertai rasa mual-muntah, kelainan neurologi ringan yang bersifat sementara misalnya fotofobia (takut melihat cahaya), fonofobia (tidak suka mendengar suara), bahkan gangguan penglihatan (aura).
Ada juga yang merasa keluhannya bertambah hebat bila sedikit saja menggerakan kepala dan badan sehingga mereka lebih nyaman berada di ruangan yang gelap dan sunyi.
"Migrain pada anak-anak jarang sekali diteliti, dan dalam studi yang kami kembangkan, migrain hampir sering terjadi pada remaja. Pada studi sebelumnya migrain yang terjadi pada orang dewasa lebih banyak dialami oleh perempuan," jelas ketua penelitian Paul Winner, yang akan mengemukakan penelitiannya pada pertemuan tahunan 'American Academy of Neurology'.
Sekitar 60 persen para remaja yang menderita migrain menggunakan obat luar tanpa resep dokter sementara 17 persennya menggunakan resep dokter dan 22 persen menggabungkan obat keduanya.
Dari 31 persen remaja yang harus menjalani pengobatan pencegahan migrain hanya 19 persen yang menerimanya. Sementara mereka yang tak pernah menggunakan pengobatan pencegahan migren hanya 24 persen yang memenuhi syarat untuk menerima pengobatan tersebut.
No comments:
Post a Comment