Pijat bayi sudah tidak asing bagi ibu-ibu terutama di Indonesia. Praktik pijat bayi ini sudah diterapkan sejak zaman nenek moyang. Mereka percaya bahwa dengan memijat bayi, bayi akan lebih cepat besar, lebih kuat, dan lebih sehat. Penelitian di Fakultas Kedokteran Universitas Miami membenarkan hal tersebut. Bahkan dikatakan pula bahwa dengan memijat bayi prematur, berat badan bayi meningkat sampai 40% dibandingkan dengan bayi prematur yang tidak mendapatkan pijat bayi.
Bagaimana melakukan pijat bayi? Apakah perlu mengantri di dukun pijat tradisional? Apakah harus mendatangkan ahli pijat bayi? Jawabannya mudah, cukup ibu yang melakukan pijat bayi ini. Ibu-ibu dapat belajar pijat bayi dari buku maupun dari bidan di rumah sakit. Ibu cukup memperhatikan hal-hal penting berikut:
- Memilih waktu yang tepat untuk melakukan pijat bayi. Ibu dapat melakukannya di pagi atau sore hari. Pilih waktu santai, sehingga pemijatan tidak dilakukan dengan tergesa-gesa. Bila bayi baru selesai minum, tunggu 30 menit kemudian untuk melakukan pijat bayi guna menghindari muntah.
- Sebaiknya dilakukan oleh orang-orang terdekat, ibu atau ayah. Pijat bayi bukan hanya sebuah cara untuk mengoptimalkan tumbuh kembang bayi, tetapi juga sebagai sarana komunikasi antara ibu dengan bayi, maupun ayah dengan bayi. Sentuhan dan kontak mata ketika melakukan pijat bayi ini mempererat ikatan kasih sayang antara ibu atau ayah dengan bayi.
- Ajak bayi berkomunikasi ketika melakukan pijat bayi
- Lakukan pijat bayi di tempat yang datar, lembut, hangat, dan tutup bagian tubuh bayi yang tidak sedang dipijat.
- Cuci tangan dan hangatkan tangan sebelum mulai menyentuh bayi.
- Gunakan minyak kelapa, minyak telon, atau baby oil untuk pijat bayi. Pijat bagian wajah dapat dilakukan tanpa menggunakan minyak.
- Hindarkan sentuhan yang tiba-tiba. Lakukan pemijatann secara gentle dan buat bayi merasa nyaman dengan sentuhan tersebut.
- Lakukan pijat bayi secara singkat (10 sampai 15 menit) ketika melakukan pijat bayi untuk pertama kali agar bayi dapat beradaptasi dengan sentuhan.
- Hentikan pijatan ketika bayi mulai rewel karena ini pertanda bahwa bayi mulai tidak nyaman.
- Hindari memijat bagian dengan luka terbuka, ruam, atau bekas suntikan imunisasi.
- Pijat bayi dapat dimulai sedini mungkin pada bayi sehat dan dapat berlanjut sampai anak memasuki usia sekolah.
1. Kaki
- Pegang kaki seperti memegang pemukul softball. Lakukan pijatan dari pangkal paha menuju ke pergelangan kaki secara bergantian seperti memerah susu.
- Kemudian pegang kaki dari pangkal paha dengan kedua tangan, peras dan putar kaki bayi secara lembut dan perlahan.
- Urut telapak kaki dengan kedua ibu jari dari tumit menuju jari kaki.
- Pijat perut bayi dengan gerakan “I Love You”. Bentuk ‘I’ dimulai dari bagian kiri atas ke bawah. Dilanjutkan dengan bentuk ‘L’ terbalik mulai dari kanan atas ke kiri atas, kemudian turun ke kiri bawah. Lalu bentuk ‘U’ dimulai dari kanan bawah ke atas, ke kiri, dan berakhir di perut kiri bawah.
- Buatlah gerakan yang menggambarkan jantung dengan meletakkan ujung-ujung jari pada ulu hati bayi, kemudian gerakkan ujung-ujung jari ke atas sampai leher, ke samping, lalu ke bawah membentuk jantung dan kembali ke ulu hati
- Gerakan pijat bagian tangan sama dengan pijat pada bagian kaki.
- Posisikan bayi tengkurap melintang di depan ibu. Pijat sepanjang punggung bayi dengan gerakan maju mundur menggunakan kedua telapak tangan dari bawah leher sampai ke bokong bayi lalu kembali ke leher
- Buat gerakan seperti menggaruk dari leher sampai bokong bayi menggunakan ujung-ujung jari
- Letakkan jari-jari tangan pada pertengahan dahi bayi, gerakkan tangan membuka, tangan kiri ke samping kiri dan tangan kanan ke samping kanan seolah seperti bermain ‘ci luk ba’
- Lakukan hal yang sama pada alis menggunakan kedua ibu jari
- Buat gerakan seperti senyum pada pangkal hidung mengikuti tulang pipi berakhir di pelipis
- Gerakan senyum kedua dari ujung bibir bayi melengkung ke atas
- Gerakan senyum ketiga mulai dari dagu mengikuti garis wajah ke atas
No comments:
Post a Comment