Mimisan atau dalam bahasa kedokterannya disebut Epistaksis
merupakan gejala yang sangat sering dijumpai pada anak anak, walau
demikian banyak orang tua yang ketakutan dan bingung bila anaknya
kedapatan sedang mimisan. Mimisan sendiri bukan merupakan suatu penyakit
tetapi merupakan gejala dari suatu penyakit, itu artinya mimisan bisa
terjadi karena bermacam sebab dari yang ringan sampai yang berat.
Mimisan
merupakan gejala keluarnya darah dari hidung yang dapat terjadi akibat
sebab kelainan lokal pada rongga hidung ataupun karena kelainan yang
terjadi di tempat lain dari tubuh. Kelainan lokal dapat berupa trauma
misalnya mengorek hidung, terjatuh, terpukul, benda asing di hidung, dan
iritasi gas yang merangsang.
Sebab
lokal yang lain adalah infeksi hidung dan organ sekitarnya, tumor baik
yang jinak maupun ganas, perubahan lingkungan yang mendadak misalnya
perubahan tekanan atmosfir yang mendadak pada penerbang dan penyelam,
benda asing yang masuk ke hidung tanpa permisi, dan penyebab yang lain
yang belum diketahui dengan pasti.
Sedangkan
kelainan di bagian tubuh yang lain yang bisa menyebabkan mimisan antara
lain, penyakit jantung dan pembuluh darah seperti tekanan darah tinggi
dan kelainan pembuluh darah, kelainan darah seperti turunnya kadar
trombosit, gangguan pembekuan darah, leukimia. Kelainan lain yang
menyebabkan mimisan yaitu, infeksi seluruh tubuh seperti demam berdarah,
gangguan hormonal dan kelainan bawaan.
Memang
penyebab mimisan seperti yang dijabarkan diatas sangat banyak dan
kompleks, baik yang merupakan penyebab yang ringan (tidak memerlukan
penanganan lebih lanjut) maupun yang merupakan penyebab yang berat alias
harus mendapatkan penanganan khusus. Maka dari itu perlu dilakukan
pemeriksaan yang cermat pada pasien dengan mimisan untuk diobati dengan
cermat dan tepat.
Prinsip
penanganan mimisan ada tiga yaitu menghentikan perdarahan, mencegah
komplikasi dan mencegah terulangnya mimisan. Untuk perdarahan yang
ringan, menghentikan perdarahan dapat dilakukan dengan menekan kedua
cuping hidung ke tengah selama beberapa menit. Untuk perdarahan yang
hebat dan penghentian perdarahan dengan menekan cuping hidung gagal maka
pasien perlu segera dibawa ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih
lanjut.
Komplikasi
yang sering terjadi pada pasien dengan mimisan adalah syok dan anemia.
Kedua komplikasi ini terjadi akibat perdarahan yang banyak yang tidak
tertanggulangi atau terlambat mendapatkan penanganan. Komplikasi yang
lain adalah turunnya tekanan darah akibat dari kehilangan darah yang
banyak.
Tidak usah
khawatir, menurut para ahli 90 persen mimisan akan berhenti sendiri
dengan segera, sedangkan yang 10 persen memerlukan tindakan khusus. Asal
tidak terlambat mendapatkan penanganan maka komplikasi yang berat tidak
terjadi.
Tahapan pertolongan pertama pada anak yang mengalami mimisan:
1. Dudukkan anak, agar hidung lebih tinggi dari jantung. Jangan tidur
telentang sebab aliran darah ke hidung bertambah deras dan darah dapat
tertelan ke belakang.
2. Bungkukkan badannya ke depan sedikit, lalu beri instruksi agar bernafas dari mulut.
3. Tekan cuping hidung selama kurang lebih lima menit.
4. Pada hidung anak bisa diberikan kompres dingin untuk memperlambat aliran darah ke hidung.
5. Bila setelah lima menit mimisan belum berhenti, tekan lagi cuping hidung selama 10 menit.
6. Jika masih tetap berdarah, bawalah anak ke rumah sakit terdekat.
7. Jangan lupa, akan lebih baik setelah melakukan pertolongan pertama, segera konsultasikan kondisi ini pada dokter.
2. Bungkukkan badannya ke depan sedikit, lalu beri instruksi agar bernafas dari mulut.
3. Tekan cuping hidung selama kurang lebih lima menit.
4. Pada hidung anak bisa diberikan kompres dingin untuk memperlambat aliran darah ke hidung.
5. Bila setelah lima menit mimisan belum berhenti, tekan lagi cuping hidung selama 10 menit.
6. Jika masih tetap berdarah, bawalah anak ke rumah sakit terdekat.
7. Jangan lupa, akan lebih baik setelah melakukan pertolongan pertama, segera konsultasikan kondisi ini pada dokter.
No comments:
Post a Comment