Soft Lens Atau Kontaks Lens memang dapat menggubah sedikit penampilan. Tetapi juga ada efek sampingnya...
untuk lebih jelasnya, bacalah artikel berikut
Penggunaan softlens kini semakin menjadi tren di masyarakat. Alat bantu penglihatan
yang satu ini memang memudahkan seseorang untuk dapat melihat tanpa
harus memakai kacamata. Pada waktu pertama kali menggunakan softlens,
pengguna biasanya sudah diingatkan untuk dapat menjaga higienitas
softlens. Kurangnya menjaga higienitas dapat mengakibatkan pengguna
mengalami acanthamoeba keratitis. Ini merupakan komplikasi pemakaian softlens yang jarang sekali terjadi. Namun, kasus ini dapat menjadi sangat serius karena bisa menimbulkan gangguan pada penglihatan, bahkan dapat bertambah parah hingga seseorang kehilangan pandangannya dan akhirnya buta.
Acanthamoeba castellani adalah suatu mikroorganisme yang banyak ditemukan pada air terkontaminasi, tanah, sistem pipa limbah rumah tangga, menara pendingin, dan sistem pemanas/ventilasi/pendingin udara. Acanthamoeba castellani akan menyebabkan penyakit mata yang disebut acanthamoeba keratitis.
Acanthamoeba keratitis biasanya berhubungan dengan penggunaan softlens, termasuk lensa silikon hidrogel dan pemakaian lensa kontak
yang kaku sepanjang malam untuk memperbaiki orthokeratologi.
Acanthamoeba keratitis juga dapat terjadi pada orang yang tidak memakai
kontak lensa yaitu mereka yang matanya terkontaminasi oleh air atau
tanah. Acanthamoeba keratitis dapat terjadi pada berbagai ras, jenis kelamin, dan usia. Biasanya terjadi pada usia muda dan orang sehat.
Acanthamoeba keratitis sering terjadi karena pasien tidak menyimpan atau mensterilkan lensa kontak dengan benar sehingga mengakibatkan terjadinya infeksi pada mata. Selain dari faktor subjek pengguna, ada pula aktifitas yang dapat menjadi faktor risiko terjadinya penyakit ini yaitu memakai lensa kontak saat berenang atau mandi di pancuran/shower tanpa melepas lensa kontak.
Penegakkan diagnosis acanthamoeba keratitis sangat jarang dilakukan
secara tepat pada tahap awal. Penyakit ini biasanya baru dapat
terdiagnosa setelah semua usaha pengobatan yang dilakukan mengalami kegagalan. Penderita acanthamoeba keratitis sering mengalami pengobatan yang salah karena penyakit ini sering dikira sebagai herpes simpleks
keratitis. Penyakit-penyakit lain yang juga memiliki kemiripan dengan
acanthamoeba keratitis adalah keratitis akibat jamur dan keratitis
akibat mycobakteri.
Seseorang dengan faktor risiko acanthamoeba keratitis perlu
memeriksakan matanya ke dokter apabila dicurigai adanya tanda atau
gejala penyakit ini yaitu mata merah, nyeri mata
setelah melepas softlens dan bertahan dalam jangka waktu tertentu,
keluar air mata terus menerus, sensitif terhadap cahaya/fotofobia, pandangan kabur,
dan perasaan adanya sesuatu pada mata. Pada acanthamoeba keratitis yang
lebih lanjut dapat terlihat seperti adanya cincin yang menutupi iris
mata. Diagnosis dibuktikan dengan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan
penunjang yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan kultur biopsi
kornea dengan menemukan bentuk amoebanya (trofozoid/kista), confocal microscope, dan pemeriksaan
sitologi. Kotak penyimpanan kontak lensa dan cairan pembersih yang
digunakan juga perlu diperiksa untuk ditentukan apakah ikut
terkontaminasi atau tidak.
Pada tahap awal perjalanan
penyakit, pengobatan biasa dimulai dengan pemberian topikal propamidine
isethionate (larutan 1%) secara intensif, polyhexamethylene biguanide
(larutan 0,01-0,02%), dan obat tetes mata neomycin. Topikal kortikosteroid
juga dapat diberikan untuk mengurangi reaksi radang pada kornea dan
untuk mengurangi gejala yang ada. Pada tahap lanjut dari acanthamoeba
keratitis, diberikan penatalaksanaan berupa keratoplasty untuk
mengurangi progresivitas dari infeksi. Bila organisme telah mencapai
sklera mata maka terapi obat dan operasi sudah tidak berhasil lagi.
Tindakan pencegahan utama terhadap acanthamoeba keratitis dilakukan dengan menjaga higienitas softlens dan melakukan perawatan secara benar.
Microbial
keratitis adalah sejenis amuba yang menyebabkan penyakit mata. Amuba
ini ditemukan pada para pengguna soft-lens. Dari 39 orang yang penderita
di UK, 21 orang di antaranya merupakan pengguna produk AMO Complete
Moisture Plus. Karena itu, produk ini sudah ditarik dari pasaran sejak
25 Mei 2007.
Menggunakan soft lens memang cukup riskan. Nasehat paling umum yang terkait dengan pemakaian soft-lens yaitu:
Menggunakan soft lens memang cukup riskan. Nasehat paling umum yang terkait dengan pemakaian soft-lens yaitu:
- Jangan gunakan soft-lens sewaktu tidur.
- Jangan gunakan soft-lens seharian.
- Cucilah soft lens sebagaimana mestinya.
- Jangan gunakan soft-lens yang sudah kadaluarsa.
- Cucilah wadah soft-lens lalu biarkan kering sendiri tidak perlu dilap dengan tisu/kain.
- Bila terjadi iritasi, sakit, atau mata merah segera kunjungi dokter mata untuk diperiksa.
- Tentunya lebih baik jika tidak menggunakan soft-lens.
Ini contoh penyakit mata yang disebabkan oleh jenis amuba Microbial keratitis :
wah serem juga ternyata..
ReplyDelete